Kejadian ini terjadi pada saat aku ikut berkemah ketika SD, disitu aku baru menginjak kelas 5 SD dan seperti biasa setiap bulan september diadakan kemah yang diikuti oleh seluruh sekolah dasar se kecamatan. Dan saat itu lokasi kemahnya berada di desa kaliaren, semua anak senang mengikuti kegiatan perkemahan karena tidak hanya kemah saja tapi kami membawa misi untuk memenangkan perlombaan gerak jalan pramuka.
Acara kemah tersebut berlangsung 3 hari 2 malam, hari pertama setelah mendirikan tenda sekolahku mengikuti perlombaan mencari jejak. Dan aku menjadi ketua dari sekolahku untuk mewakili kelompok perempuan. Kegiatan tersebut sangat seru dan menyenangkan, menyusuri jalanan setapak sawah, sungai, rumah-rumah warga yang masih jauh dari jalanan utama. Sesekali kelompokku berhenti untuk istirahat, dan menjaga kekompakkan. Setiap pos, terdapat kakak-kakak yang menunggu dan memberi pertanyaan dan kami disitu benar-benar diuji soal kekompakkan dan solidaritas dari kelompok kami. Untungnya, kelompokku selalu kompak tidak pernah mengeluh dan tetap semangat. Malamnya, kami mengobrol dan memikirkan soal acara besok yaitu lomba gerak jalan pramuka. Dimana rutenya lumayan jauh, sehingga kami harus menjaga kondisi fisik agar tidak sakit saat besok lomba tiba. Akhirnya kami semua tidur, dan beristirahat untuk hari esok.
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, kelompok kami mendapat giliran ke 5. Semua perasaan campur aduk, deg-deg-an, senang, takut, karena inilah tujuan utama kami kesini ikut berkemah setelah berbulan-bulan lamanya kami latihan agar menjadi juara lomba tersebut. Banyak suara yang menyemangati, dan itu membuat kami semakin semangat. Setelah lomba tersebut selesai, kami istirahat ada yang makan, mandi, tidur, dsb. Seperti biasa ketika kemah pasti susah mencari air, apalagi saat itu dilokasi tersebut tidak ada mck sama sekali, hanya ada sungai besar dan jarak kepemukiman pun sangatlah jauh. Jadi untuk mandi, dsb kami harus bergantian.
Sore itu, ada kejadian anak dari kelompok lain melihat sesosok makhluk putih-putih di pohon ketika dia sedang mencuci piring. Dan kejadian tersebut membuat semua anak-anak di perkemahan ketakutan. Entah kenapa setelah aku ikut lomba gerak jalan pramuka tadi siang badanku mulai merasa agak gak enakan, tapi aku tidak bilang siapa-siapa. Malamnya, tanpa sepengetahuan kelompok kami panitia menyelenggarakan lomba lain. Yaitu, puisi, murothal, catur, dsb. Tanpa ada persiapan apapun guru kami langsung menunjuk satu persatu anak untuk mengikuti perlombaan. Kemudian aku ditunjuk untuk mengikuti perlombaan murothal karena dari kelompok kami yang bisa hanya aku saja. Dengan terpaksa aku ikut tanpa ada persiapan apapun, tapi alhamdulillah aku bisa mengikutinya walaupun tanpa persiapan sedikitpun tanpa tahu surat apa yang harus dibaca, dsb.
Setelah aku ikut lomba tersebut aku ke tenda, jarak dari tempat aku lomba ke tempat perkemahan lumayan jauh. Aku hanya berdua dengan temanku, mulai terasa suasana horror merasuki tubuhku. Ditambah aku sedang tidak enak badan terus suasananya begini, campur aduk pikiranku takut terjadi hal tidak diinginkan. Akhirnya sampailah ke tempat perkemahan, tanpa mengganti pakaian dahulu aku langsung tidur, karena badanku semakin menggigil dan suhu tubuhku tinggi. Tapi lagi-lagi aku tidak menceritakan kondisiku saat itu baik ke teman-temanku atau guruku. Posisi tidurku dekat dengan pintu masuk dan keluar tenda. Aku mencoba memejamkan mataku untuk tidur, awalnya tidak bisa tapi akhirnya aku tertidur juga. Dalam mimpi aku sedang berjalan-jalan menyusuri tempat perkemahan dan mimpi aku sudah itu saja tanpa adanya kecurigaan sama sekali dalam diriku. Paginya, aku kaget karena aku terbangun di tenda guru bukan di tendaku bersama teman-temanku. Ditambah aku telat bangun pagi, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Tanpa berpikir panjang aku bangun, cuci muka, sikat gigi dan mandi. Ketika aku mau mandi, teman-temanku bertanya kepadaku “kamu kemana sih put? Dicari-cari gak ada, eh malah ada di tenda guru” aku menjawab “Gak tahu aku juga kenapa aku bisa ditenda guru. Eh, mau mandi? Tunggu aku ikut, sebentar aku ambil baju dulu.” “Iya, cepetan jangan pake lama nanti ditinggal.”
Seiring waktu, aku dan teman-temanku lupa soal kenapa aku bisa pindah tempat tidur jadi di tenda guru. Kami semua larut karena hari itu hari terakhir dan kami sibuk beres-beres, bersih-bersih tenda karena akan pulang. Setelah upacara penutupan kami pulang, dan aku pun lupa akan kejadian aneh tersebut. Besoknya tanpa sepengetahuan aku, guruku bercerita kepada kedua orang tuaku, dan mereka mulai membahas serius soal itu. Aku duduk di ruang tamu, dan aku pun kaget dengan cerita yang diceritakan oleh guruku. Aku tidur sambil berjalan, dan sudah dihentikan dengan sekuat tenaga oleh tiga orang dewasa tapi aku punya kekuatan lebih besar untuk tetap terus tidur sambil berjalan. Aku tidak sadar apa yang aku lakukan, aku hanya ingat aku sedang bermimpi berjalan-jalan sekitaran kemah.
Aku merasa aneh dengan diriku, ada apa ini? Aku engga gila kan? Aku sedang tidak kesurupan kan? Aku sedang tidak dirasuki makhluk halus kan? Pokoknya pikiranku aneh-aneh.
Dan semenjak itu, orang tuaku protektif terhadap aku. Dan aku kehilangan kebebasanku.
Apa ada yang pernah mengalami hal yang sama?
Kenapa bisa terjadi hal tersebut?
Bagaimana bisa tidur sambil berjalan?
Sampai saat ini pun, aku masih mencari jawaban atas kejadian tersebut. Tapi setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Sekian, terimakasih sudah membacanya. Tunggu cerita selanjutnya yaa 😉